Bahaya Minum Fresh Milk Setiap Hari, Apa yang Harus Diwaspadai?

Susu segar atau fresh milk sejak lama dipandang sebagai minuman sehat yang mampu menunjang gaya hidup modern. Kandungan kalsium, protein, vitamin, dan mineralnya membuat segelas susu dianggap cukup untuk mendukung kebutuhan gizi harian. Namun, di balik segala manfaat tersebut, ada sisi lain yang kerap terabaikan. Jika dikonsumsi setiap hari tanpa memperhatikan kondisi tubuh, fresh milk justru bisa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Masalah pertama yang paling sering muncul adalah intoleransi laktosa. Banyak orang dewasa di Asia, termasuk Indonesia, mengalami kondisi ini karena tubuh mereka tidak lagi memproduksi cukup enzim laktase untuk mencerna gula alami dalam susu. Gejala seperti perut kembung, mual, diare, hingga kram perut bisa terjadi setiap kali minum susu segar. Kebiasaan ini, bila dibiarkan, tentu bukan lagi menambah kesehatan, melainkan justru mengurangi kualitas hidup sehari-hari.

Selain persoalan intoleransi, bahaya lain dari minum susu segar setiap hari terletak pada kandungan lemak jenuhnya. Fresh milk yang masih dalam bentuk full cream dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah jika diminum berlebihan. Kondisi ini secara perlahan bisa memicu kenaikan berat badan, hipertensi, bahkan risiko penyakit jantung. Bagi mereka yang sudah memiliki riwayat kolesterol tinggi, kebiasaan minum susu setiap hari tanpa kontrol bisa menjadi bumerang bagi kesehatan.

Hal yang jarang disadari masyarakat adalah bahaya susu segar yang tidak dipasteurisasi. Proses pasteurisasi penting untuk mematikan bakteri berbahaya seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria. Jika susu segar dikonsumsi langsung tanpa melalui proses pemanasan sesuai standar, risiko keracunan makanan hingga infeksi serius bisa mengintai. Dampaknya akan semakin besar pada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan orang lanjut usia.

Tidak semua orang cocok dengan kandungan protein dalam susu. Alergi terhadap protein kasein atau whey dapat menimbulkan reaksi serius mulai dari ruam kulit, gatal, hingga sesak napas. Dalam kasus tertentu, reaksi alergi ini bahkan bisa mengarah pada kondisi berbahaya yang membutuhkan penanganan medis segera. Kondisi ini berbeda dari intoleransi laktosa karena melibatkan sistem kekebalan tubuh yang bereaksi berlebihan terhadap zat dalam susu.

Kebiasaan minum susu setiap hari juga bisa berdampak pada berat badan. Segelas fresh milk ukuran 250 mililiter mengandung sekitar 120–150 kalori. Jika ditambah gula, cokelat, atau perasa, jumlah kalorinya bisa berlipat. Tanpa aktivitas fisik yang memadai, konsumsi susu secara rutin justru akan menambah timbunan lemak dalam tubuh. Inilah alasan mengapa orang yang sedang menjalani program diet penurunan berat badan harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi susu segar.

Dari sisi kesehatan kulit, beberapa penelitian juga mengaitkan konsumsi susu dengan munculnya jerawat, terutama pada remaja. Kandungan hormon alami dalam susu diduga berperan dalam meningkatkan produksi minyak di kulit. Walaupun belum semua riset sepakat, banyak testimoni yang menunjukkan jerawat bisa semakin parah bila seseorang terlalu sering minum susu.

Ada pula penelitian yang menyebutkan bahwa konsumsi susu berlebihan tidak selalu baik untuk tulang. Meski kalsium dalam susu bermanfaat, keseimbangan antara kalsium dan fosfor yang terganggu akibat konsumsi berlebihan justru berisiko melemahkan struktur tulang. Efek ini memang tidak terjadi dalam jangka pendek, namun bisa menjadi masalah di kemudian hari jika tidak diimbangi dengan asupan gizi lain seperti sayuran hijau dan kacang-kacangan.

2025-09-29
Exit mobile version