Rahasia di Balik Anjuran Minum Sambil Duduk Menurut Islam dan Medis

Setiap gerakan kecil dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya memiliki makna yang dalam. Termasuk soal posisi ketika minum. Dalam tradisi Islam, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk minum sambil duduk. Meski terlihat sederhana, kebiasaan ini mengandung hikmah besar, baik dari sisi adab maupun kesehatan. Tidak sedikit yang kemudian bertanya, mengapa sebenarnya minum harus dilakukan dalam keadaan duduk?

Anjuran minum sambil duduk datang dari sejumlah hadis Nabi. Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk minum sambil berdiri. Meski ada beberapa riwayat yang menunjukkan bahwa beliau pernah melakukannya dalam kondisi tertentu, mayoritas ulama sepakat bahwa duduk adalah posisi terbaik. Minum dengan duduk mencerminkan sikap tenang, tertib, serta menjaga adab seorang muslim. Hal ini sekaligus menjadi teladan bahwa sekecil apa pun kebiasaan, bila mengikuti sunnah Nabi, bisa bernilai ibadah.

Selain dari sisi agama, dunia medis modern pun memberi penjelasan yang masuk akal. Saat seseorang minum sambil duduk, aliran air yang masuk ke tubuh lebih teratur. Cairan bergerak perlahan melalui saluran pencernaan sehingga proses penyerapannya berlangsung lebih optimal. Sebaliknya, ketika minum sambil berdiri, air mengalir lebih cepat ke lambung, memicu kontraksi mendadak, dan bisa mengganggu keseimbangan asam lambung. Tidak jarang hal ini menyebabkan rasa perut kembung atau tidak nyaman.

Duduk juga memberi kesempatan bagi ginjal untuk bekerja lebih baik. Dengan posisi tubuh yang stabil, ginjal dapat menyaring cairan secara perlahan tanpa terbebani. Beberapa penelitian menyebutkan, kebiasaan minum sambil duduk dapat mengurangi risiko gangguan pada saluran kemih dibanding minum dalam keadaan berdiri. Walaupun efeknya tidak terasa seketika, dalam jangka panjang hal ini memberi manfaat bagi kesehatan organ dalam.

Dari sisi psikologis, minum sambil duduk juga membuat seseorang lebih sadar akan apa yang ia konsumsi. Kebiasaan ini melatih sikap tenang dan penuh perhatian, berbeda dengan minum sambil berdiri yang cenderung dilakukan terburu-buru. Dengan duduk, seseorang menghargai proses sederhana menghilangkan dahaga sebagai bagian dari menjaga tubuh, yang dalam Islam dipandang sebagai amanah dari Allah.

Meski begitu, bukan berarti minum berdiri sepenuhnya dilarang. Dalam kondisi tertentu, seperti ketika berada di tempat yang tidak memungkinkan untuk duduk atau saat terbatasnya waktu, hal itu bisa dilakukan. Namun, menjadikan duduk sebagai kebiasaan tetap lebih baik, karena menggabungkan adab, kesehatan, dan teladan sunnah.

Kebiasaan sederhana ini menunjukkan betapa ajaran Islam sejalan dengan prinsip kesehatan modern. Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan umatnya ibadah ritual, tetapi juga tata cara hidup yang membawa maslahat. Di tengah kehidupan serba cepat seperti sekarang, menghidupkan kembali sunnah minum sambil duduk bisa menjadi pengingat untuk lebih tenang, menjaga kesehatan, sekaligus mendekatkan diri pada nilai-nilai yang dicontohkan Nabi.

Pada akhirnya, minum sambil duduk bukan sekadar soal posisi tubuh, melainkan bentuk adab, penghormatan pada sunnah, sekaligus upaya menjaga kesehatan. Dengan membiasakan diri minum dalam keadaan duduk, kita meraih tiga manfaat sekaligus: pahala, kesehatan, dan ketenangan batin. Sebuah kebiasaan kecil yang pantas untuk terus dijaga dan diwariskan.

2025-09-27
Exit mobile version